Tuesday, June 19, 2007

Memahami realiti sosial untuk berkritik sosial.

Baru berbelas juga helaian muka surat buku Rendra ku dalami, aku dapati ada beberapa perkara yang ingin aku kongsikan.


Biografi Rendra.
Rendra dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Sepulang memperdalam pengetahuan drama di American Academy of Dramatical Arts, ia mendirikan Bengkel Teater. Sajak-sajaknya mulai dikenal luas sejak tahun 1950-an. Antara April-Oktober 1978 ditahan Pemerintah Orde Baru karena pembacaan sajak-sajak protes sosialnya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kumpulan puisinya: Balada Orang Tercinta (1956; meraih Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-56), Empat Kumpulan Sajak (1961), Blues untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1983), Disebabkan oleh Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993), Perjalanan Bu Aminah (1997), Mencari Bapak (1997). Buku-buku puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yaitu: Indonesian Poet in New York (1971; diterjemahkan Harry Aveling, et.al.), Rendra: Ballads and Blues (1974; Harry Aveling, et.al.), Contemporary Indonesian Poetry (1975; diterjemahkan Harry Aveling). Ia pun menerjemahkan karya-karya drama klasik dunia, yaitu: Oidipus Sang Raja (1976), Oidipus di Kolonus (1976), Antigone (1976), ketiganya karya Sophocles, Informan (1968; Bertolt Brecht), SLA (1970; Arnold Pearl). Pada 1970, Pemerintah RI memberinya Anugerah Seni, dan lima tahun setelah itu, ia memperoleh penghargaan dari Akademi Jakarta.


Yang aku faham mengenai kritik sosial.


Untuk memahami realiti sosial, kita seharusnya menjadi sebahagian (baca:berinteraksi) di dalam komuniti tersebut, bermaksud kita juga mengalami apa yang dialami oleh rakyat jelata.
Mana mungkin kita berkritik sosial jika kita berada di New Zealand dan sewenangnya berkritik sosial tentang keaadaan di Indonesia.Itu tidak 'real'.Itu tidak adil!

Sepertimana buku Al Maududi yang ku baca juga, beliau(Maududi) berada dalam kelompok komuniti di mana di dalam komuniti yang sama jugalah beliau memberikan kata semangat.

Realiti sosial itu haruslah terkini dan bukannya isu 3 tahun lepas.
Ertikata sekarang ini, ramai pengkritik sosial di Malaysia adalah up to date.Tahniah!

Walaubagaimanapun, sumber mereka adalah terhad dan sama.
Memang diakui kita memerlukan wartawan sejati, menghulurkan maklumat telus kepada pengkritik sosial.
Ini adalah kerana kewartawanan di saluran perdana telah dimanipulasikan maklumatnya.Paling tidak, wartawan arus perdana ini hendaklah menyalurkan maklumat yang sebenar-benarnya kepada pengkritik sosial di Malaysia.

Kekeliruan maklumat boleh mengundang kecelaruan budaya.

Budaya yang dipropaganda oleh media.

Menurut Rendra, apabila slogan retorik menjadi inipati, (contoh:demokrasi terpimpin) makanya masyarakat sebenarnya tidak lagi merdeka kerana mereka sebenarnya masih lagi tersekat untuk bisa mengalirkan 'daya hidup'.Ini menyebabkan banyak negara yang mempunyai solgan retorik, masyarakat mudanya tidak mempunyai (daya kembang) nilai budaya yang authentik.Mereka cuma mampu mengimport budaya masyarakat yang 'sebenarnya bebas' seperti Amerika, UK dan sebagainya.

Masyarakat tua tidak memberi kebebasan anak muda ini untuk menggubal perlembagaan.Anak muda hanya menurut sahaja budaya yang telahpun diprogramkan.

Budaya 'ikut sahaja'.

Kita tidak bisa berkembang, kreatif dan kritis!

Budaya anak muda kita, coca-cola bukanlah budaya asli kita.
Kita, anak muda Malaysia, masih tenggelam di dalam budaya asing.

Aku akui, tulisan Maududi lebih bertenaga, lebih ikhlas, lebih authentik berbanding Rendra.
Kita ke tulisan Maududi ya.Masyarakat kita menjadi mundur adalah disebabkan kita tidak berusaha mendapat status masyarakat yang dicintai ALLAH.Perilaku kita adalah seakan-akan orang kafir.Al Quran hanya dibaca untuk menghalau hantu, menyembuhkan penyakit, sekadar bacaaan, bahkan menurut Maududi lagi, Al Quran sepatutnya menerangi kehidupan alam dan seharusnya dijadikan sebagai bekalan hidup membina negara, membina budaya, manual untuk berjaya di dunia akhirat, dan bukan hanya sekadar dijadikan azimat penghalau Jin, menyembuhkan penyakit.

Minda harus dibuka.

Menurut Maududi lagi, sebagai contoh, doktor memberikan petua-petua serta perskripsi untuk menyembuhkan penyakit.Adakah kamu cuma membacanya sahaja kan bisa menyembuhkan penyakit?
Tidak bukan? Nah, maksudnya ialah menterjemahkan pedoman bernilai ke dalam bentuk perbuatan di mana ia kan bisa menyembuhkan penyakit.Begitu jugalah Al Quran, bukan sekadar baca cuma, malahan kita sepatutnya, memahaminya, mengambil iktibar, menginsafi kisah yang menyayat hati serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh ALLAH taala,

Aku selit sedikit maklumat mengenai Al Quran dan Hadis hasil membaca buku tulisan Tuan Guru Nik Abdul Aziz.
Rasullullah (saw) amat particular apabila wahyu Al Quran diturunkan, beliau akan menyuruh para sahabat menulis, menghafaz(tradisi authentik Ummat Islam) Ayat Al Quran yang turun kepadanya.Beliau melarang sama sekali para sahabat mencatit sabdanya supaya kesucian Al Quran itu terpelihara dan tidak bercampur-baur dengan sabdanya.

Berbalik kepada Rendra.

Rendra melakukan kajiselidik, analisis, mengumpul bukti-bukti sebelum berkarya.
Itulah sebabnya mengapa karyanya 3 sajak cuma secara purata selama setahun.
Beliau cuma akan mengambil hujah bukti yang terkuat untuk dijadikan 'referensi' karyanya.

Sajak-sajak Rendra memang hebat dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, Jepun, Rusia, Belanda, Perancis dan Jerman.

Antara sajak-sajaknya yang termasyur adalah "Blues Untuk Bonnie" dan "Pamplet Penyair"

"Pamplet Penyair"(Pamphleten van een Dichter) (State of Emergency)

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM
DITUTUPI JARING LABAH-LABAH
ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK,
DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN
MENJADI PENG-IYA-AN

APA YANG TERPEGANG HARI INI
BISA LUPUT BESOK PAGI
KETIDAK PASTIAN MERAJALELA
DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI,
MENJADI MARABAHAYA,
MENJADI ISI KEBON BINATANG

APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI
MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM
LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN
TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN
DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR
AKU INGINKAN MERPATI POS
AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU
AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN
AKU TIDAK MELIHAT ALASAN

KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU
AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR
DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU

KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ?
KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN
KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA

MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API
REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM
GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH
YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH
KEGAMANGAN
KECURIGAAN
KETAKUTAN
KELESUAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA
DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA
MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN
LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI
DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN
AKU MELIHAT BAGAI TERKACA :
TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !


RENDRA
( pejambon - jakarta, 27 april 1978 )


Ayuh kalian, bloggers, ustaz, penulis, pengkritik sosial, kita hasilkan karya yang bermakna dengan 'belajar' realiti semasa supaya listrik yang akan kita alirkan itu tepat kepada sasarnya dan bisa mengetuk pintu-pintu hati. Insyaallah.

Kepada ALLAHlah kita kembali...
 

No comments: